February 7, 2011

MenYaHut seRuaN (s!R! 2)

Orang yang tidak mengetahui bahaya yang mengancam dirinya sangat sukar untuk kita harapkan tindakbalasnya untuk menghindari apalagi menghilangkan bahaya tersebut.
Imam Hasan Al-Banna bahkan menghendaki agar setiap aktivis dakwah memiliki ‘daqiiq asy-syu’uur’ (kepekaan perasaan), bukan sekadar pengetahuan secara teori, tetapi mesti menjadi sebuah kepekaan perasaan yang membuatnya :
Tersentuh dan merasa bahagia dengan kebaikan.
Terhiris dan terluka kerana keburukan dan kebatilan.
Bukankah dakwah adalah usaha kita untuk menegakkan ‘Al-haq’ (kebenaran) dan menghancurkan kebatilan?



Sifat kepekaan perasaan dan ruh tanggungjawab memberi makna bahwa ia memerlukan kita untuk sentiasa berinteraksi dengan permasaalahan ummah dan terus memahaminya tanpa menunggu orang lain memahamkannya untuk kita.
Sifat ini juga sepatutnya akan membuatkan tindakbalas kita menjadi spontan dan penuh tenaga sehingga melahirkan kekuatan yang dahsyat walaupun dalam keadaan fizikal yang lemah.



Mari kita lihat bagaimana Al-Qur’an menceritakan kemampuan Maryam, ibunda Nabi Isa as yang menggoyangkan batang pohon kurma sehingga buahnya berjatuhan ketika beliau dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, semata-mata kerana rasa tanggungjawabnya akan kelahiran dan keselamatan putranya yang akan memikul risalah dakwah.


“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata : "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak bererti, lagi dilupakan". Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,” (QS Maryam : 22 – 25)


Bebanan kehidupan dunia yang kita hadapi, walauapapun bentuknya, jangan sampai membuatkan kita kehilangan kepekaan dan kesiapan untuk memenuhi seruan dakwah dan jihad.
Kita patut meneladani mujahidin Palestin yang tidak pernah mengendur semangat dan aktiviti jihad mereka meskipun :
Perjalanan panjang telah melewati mereka.
Bahaya dan ancaman sentiasa menanti mereka.
Kesulitan hidup mengelilingi mereka.
Tekanan bertubi-tubi terus menghentam mereka.



Yakinlah bahwa kebersamaan kita dengan Rasulullah saw, shiddiqin, syuhada’ dan solehin di syurga (insya Allah) ditentukan oleh sejauh mana kita meneladani mereka dalam kesiapan untuk memenuhi seruan dakwah dan jihad.
Ingatlah sentiasa akan kecaman Allah dan RasulNya terhadap orang-orang munafik yang selalu mencari-cari alasan untuk menghindarkan diri dari keperluan berdakwah dan berjihad :



“Mereka (orang-orang munafik) mengemukakan 'uzurnya kepadamu, apabila kamu telah kembali kepada mereka (dari medan perang). Katakanlah: "Janganlah kamu mengemukakan 'uzur; kami tidak percaya lagi kepadamu, (kerana) sesungguhnya Allah telah memberitahukan kepada kami beritamu yang sebenarnya. Dan Allah serta RasulNya akan melihat pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS At-Taubah : 94)


Begitu juga kita mesti ‘tadabbur’ (memikir dan mendalami) ayat-ayat lain yang mengungkapkan kemalasan dan keengganan mereka agar kita sentiasa terhindar dari sifat-sifat mereka.
“Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperolehi dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka.



Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah : "Jikalau kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu." Mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.

Semoga Allah memaafkanmu. Mengapa kamu memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?

Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertaqwa.

Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, kerana itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya.

Dan jika mereka mahu berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka. Dan dikatakan kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu."


Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim. “ (QS At Taubah 42 – 47)

Akhirnya marilah kita mengingatkan diri kita bahwa ruh memenuhi seruan Allah swt adalah semata-mata untuk kebaikan diri kita sendiri kerana jika kita kikir terhadap panggilan Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dan tidak berkehendakkan apa-apa dari kita malah kalau kita enggan memenuhi seruan dan panggilanNya maka Dia akan menggantikan kaum yang lain untuk melaksanakan seruan dan panggilan tersebut.

Firman Allah swt :

“Ingatlah, kamu adalah orang-orang yang diseru untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri, dan Allahlah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang memerlukanNya. Dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu.” (QS Muhammad : 38)


Ya Allah, limpahkanlah keimanan yang sejati dan keyakinan yang mantap ke dalam hati kami supaya kami mampu untuk sentiasa menyahut panggilan dakwah dan jihadMu dan janganlah Engkau jadikan pembatas antara hati kami dengan seruanMu yang akan menyukarkan kami untuk kami memenuhi panggilan ke jalanMu.
Ameen Ya Rabbal Alameen

No comments:

Post a Comment